Tampilkan postingan dengan label Berita Dunia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita Dunia. Tampilkan semua postingan

PKS Dikenal Menguasai SDM Iptek di Jepang

Diposting oleh Unknown on Rabu, 28 Maret 2007

Ada sekitar 400 orang simpatisan PKS yang sedang studi di Jepang. Diharapkan pada akhir tahun ajaran 2009 sejumlah 150 orang diantaranya akan menjadi doktor di berbagai bidang.

Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) PKS, Suharna Surapranata didampingi oleh Bendahara Umum DPP PKS Mahfudz Abdurrahman melakukan safari ke Jepang mengusung misi Indonesia Baru berbasis iptek.

Ketua MPP PKS melakukan pertemuan dengan kader dan simpatisan PKS di Tokyo dan disiarkan secara online kepada seluruh kader dan simpatisan melalui radio internet. PKS telah dikenal menguasai SDM iptek di Jepang, karena sebagian cikal-bakal partai dakwah ini di jajaran pimpinan PKS berasal dari Jepang.

Forum spring round yang digelar oleh Pusat Informasi dan Pelayanan (PIP) PKS di Jepang ini menghadirkan juga Ketua Masyarakat Ilmuwan dan Teknokrat Indonesia (MITI) Dr. Warsito, Ketua Dewan Pembina Istecs (Institute of Science and Technology Studies) Dr. Mulyanto.

Dalam pembukaan forum ini, Ketua PIP PKS Jepang Dr. Marsudi Budi Utomo mencatatkan bahwa ada sekitar 400 orang simpatisan PKS yang sedang studi di berbagai universitas di Jepang. Diharapkan pada akhir tahun ajaran 2009 sejumlah 150 orang diantaranya akan menjadi doktor di berbagai bidang. Para doktor ini nantinya diharapkan bisa berperan di lembaga/institusi masing-masing dan bersama institusi politik PKS untuk melakukan transformasi ke arah Indonesia baru berbasis iptek.

Sementara itu Dr. Warsito dari MITI, menyampaikan pentingnya peran kader-kader berwawasan iptek dari luar negeri untuk berpartisipasi secara aktif dalam pengembangan iptek di Indonesia. Dr. Mulyanto sebagai pembina Istecs, menekankan bahwa SDM iptek harus memiliki kredibilitas personal. Dalam kesempatan ini disinggung juga evaluasi perkembangan iptek di bawah pemerintahan SBY, dan pentingnya peran kestabilan ekonomi dan politik dalam pembangunan nasional. Istecs didirikan tahun 1996 sebagai lembaga kajian strategis bidang Iptek, telah memiliki cabang di beberapa negara seperti Istecs chapter Jepang, Jerman, Prancis, dll.

PIP PKS Jepang didirikan sebagai wadah bagi kader dan simpatisan PKS di Jepang bertujuan memberikan informasi kiprah PKS kepada para konstituen dan sekaligus menjembati kunjungan tokoh-tokoh PKS ke Jepang. (PIP-PKS Jepang)

sumber : PK-Sejahtera Online

PKS StoryWirausaha Indonesia





More aboutPKS Dikenal Menguasai SDM Iptek di Jepang

Invasi Amerika dan Kehancuran Irak

Diposting oleh Cheria Holiday on Rabu, 21 Maret 2007

EDITORIAL
Invasi Amerika dan Kehancuran Irak, Masih Percaya dengan Rambo ?

SEJAK tiga tahun lalu setiap 20 Maret, Amerika memperingati invasi dan agresinya ke Irak. Setiap tanggal itu pula badai demonstrasi muncul di mana-mana. Itulah ekspresi warga dunia atas aksi militer di Irak yang ternyata hanya membuahkan tragedi. Tragedi kemanusiaan dan juga tragedi peradaban.

Perang yang dikobarkan Amerika sejak 20 Maret 2003 itu memang sukses menggulingkan rezim Saddam Hussein. Hanya dalam rentang waktu dua bulan, Amerika yang memiliki keunggulan militer dan sokongan para sekutunya berhasil membuat pemerintahan Saddam takluk.

Namun, empat tahun pasukan Amerika bercokol di Irak tidak membuat 'Negeri Seribu Satu Malam' itu bangkit. Janji Amerika bahwa dengan tergulingnya rezim otoriter bakal muncul pemerintahan yang demokratis dan negeri yang stabil masih jauh dari kenyataan.

Yang terjadi justru sebaliknya. Irak kini menjadi negara yang sedang menuju kehancuran dan kebangkrutan. Ada banyak pembunuhan dengan banyak alasan yang meminta banyak korban jiwa. Kematian menjadi pemandangan sehari-hari.

Pemerintahan Irak dukungan Amerika yang menampung semua kekuatan politik lokal tidak juga mampu menciptakan keamanan dan kestabilan. Tangan besi 'Negeri Paman Sam' itu ternyata hanya menimbulkan kekerasan dan kekacauan. Justru kontras dengan zaman Saddam Hussein, yang dinilai memerintah dengan tangan besi.

Sebagian warga Irak memang tidak menyukai gaya kepemimpinan Saddam, tapi lebih banyak pula yang menentang pendudukan Amerika. Pascaeksekusi Saddam menjadi bukti perlawanan terhadap negeri adidaya itu tidak pernah padam. Kaum Syiah, yang tertindas pada zaman Saddam, justru bangkit melawan negeri Bush.

Kekerasan di Irak memang bermuka banyak. Ada konflik antara kaum Sunni dan Syiah, ada benturan antarsuku, perang antargeng, dan banyak lagi bentuk-bentuk kekerasan. Tapi, satu hal yang pasti, itu semua terjadi setelah Amerika menduduki Irak. Artinya, serangan Amerikalah biang dari segala kekerasan yang kini muncul di Irak.

Akibatnya, banyak warga Irak, terutama anak-anak dan perempuan, harus mati sia-sia. Ironisnya, warga Irak tidak cuma menghadapi kekerasan, tapi juga penderitaan akibat kelaparan dan kesehatan yang buruk. Belum lagi, mereka harus hengkang dari tanah airnya dan terpisah dengan keluarganya.

Menurut Global Security, sebuah lembaga pengamat aktivitas militer, sejak perang 2003, setiap jam 18 orang tewas di Irak. Total mereka yang tewas hingga 20 Maret 2007 tercatat 658.930 orang, 3.407 orang di antaranya tentara Amerika. Sungguh tragedi kemanusiaan yang luar biasa.

Peradaban dunia pun terancam oleh hegemoni Amerika. Setelah menjadi satu-satunya negara adikuasa, Amerika kerap memamerkan budaya kekerasan dan paksaan kepada peradaban dunia. Setiap ada konflik di belahan dunia, bisa dipastikan Amerika terlibat di situ.

Dengan status satu-satunya negara adikuasa, Amerika bertindak seolah-olah sebagai bangsa pilihan yang mesti memimpin dunia. Mereka bisa menentukan apa yang boleh dan terlarang dilakukan negara lain. Amerika membolehkan Israel memiliki senjata nuklir, tapi tidak buat Iran dan Korea Utara.

Sejauh ini apa yang boleh dan terlarang di mata Amerika masih sebatas hal-hal yang berbau materi dan ekonomi-politik. Bagaimana jika itu terkait dengan keyakinan atau hal-hal abstrak lainnya?

Karena itu, kemenangan Partai Demokrat pada pemilu November lalu semestinya bisa mengubah wajah garang Amerika yang selama ini ditampilkan oleh Presiden George W Bush. Dan, gelombang demonstrasi di mana-mana itu sejatinya ditangkap oleh para pemimpin Amerika bahwa perang hanyalah penyakit yang membawa manusia ke liang kubur.

Technorati icon

PKS StoryWirausaha Indonesia




More aboutInvasi Amerika dan Kehancuran Irak

Tentara Amerika Semakin Gelisah

Diposting oleh Cheria Holiday on Senin, 19 Maret 2007

Tentara AS Ingin Keluar dari Irak

Baghdad (ANTARA News) - Bagi tentara AS dari Divisi Ke-9 Resimen Kavaleri yang berkendaraan di jalan-jalan berbahaya di Baghdad dengan naik Humvee setelah gelap, berita Senin bahwa penempatan mereka di Irak dapat diperpanjang mereka terima laksana hantaman palu godam di kepala mereka.

Para komandan mereka telah mengingatkan bahwa masa tugas kedua mereka selama satu tahun yang dijadwalkan berakhir Oktober dapat diperpanjang, sementara Presiden AS George W. Bush belakangan memperingatkan tentara bahwa terlalu cepat untuk "berkemas dan pulang".

Ucapan yang mereka keluarkan selama patroli malam selama empat jam mengubah suasana di dalam Humvee, yang sudah dipenuhi asap rokok, di bawah langit gelap berwarna biru.

"Kami hanya ingin keluar dari sini sesegera mungkin," kata seorang komandan kendaraan dalam salah satu komentarnya.

"Karena tentara Irak terlalu takut lah kami harus datang ke sini untuk mati," katanya kepada AFP. Ia meminta agar jatidirinya tak disebutkan.

"Sembilan-puluh lima persen orang Irak baik tapi lima persen jahat. Namun, yang 95 persen terlalu lemah untuk bangkit melawan yang lima persen," katanya.

"Bush mestinya mengirim semua tahanan dalam daftar hukuman mati ke sini, dan mereka dapat tewas dalam pertempuran melawan pelaku teror. Yang kami hadapi sudah cukup," kata seorang prajurit lain, sementara kendaraan Humvee tersebut dengan cepat melewati satu mobil di pinggir jalan guna menghindari kemungkinan mobil itu meledak.

Prajurit lain menambahkan, "Bush dapat datang ke sini dan bertempur. Ia dapat mengambil 1.000 dolar perbulan gaji saya, dan saya akan pulang."

Komandan operasi malam itu, Letnan Brian Long, mengatakan kemarahan anak buahnya dapat dimaklumi.

"Salah satu dari orang-orang tersebut memiliki lima anak, satu lagi mempunyai tiga anak. Seorang lagi memiliki anak laki yang berusia empat tahun --telah dua tahun ia tak bertemu anaknya. Ia tak pernah dapat meraih yang telah dilewatinya," kata Long.

"Seperti film `Groundhog Day`. Setiap hari sama, dan tak ada yang berubah," tambahnya. Ia merujuk kepada film tahun 1993 yang mengisahkan betapa tokoh utamanya harus menjalani hari-hari yang sama tanpa akhir.

"Berat. Setiap orang hanya ingin pulang dan berkumpul dengan keluarga mereka," kata perwira tersebut.

Bush, setelah berbicara dengan Perdana Menteri Irak Nuri Al-Maliki dan komandan tinggi militer AS di Irak, mengatakan di Washington bahwa rencana barunya untuk memulihkan ketenangan di Irak akan memerlukan waktu berbulan-bulan.

"Cukup menggoda pikiran untuk menyaksikan tantangan di Irak dan menyimpulkan pilihan terbaik kita ialah berkemas dan pulang. Itu mungkin memuaskan dalam jangka pendek, tapi saya percaya konsekuensi bagi keamanan Amerika akan menghancurkan," katanya.

Komandan pleton Resimen Kavaleri Ke-9 Kapten Christopher Dawson mengatakan ia memahami perlunya bagi tentara AS untuk tetap berada di Irak.

"Kami mulai membuat perbedaan," katanya. "Kerusuhan merosot. Kami sedang melatih tentara Irak untuk mengambil-alih tanggung jawab keamanan mereka sendiri. Kami akan membantu mereka memandang masa depan di hadapan mereka. Itu berada dalam genggaman mereka."

Tetapi situasi di jajaran yang lebih rendah memperlihatkan ketidak-puasan, terutama setelah disiarkannya jajak pendapat Senin, yang diselenggarakan oleh BBC, ABC News, ARD German TV dan USA Today, yang memperlihatkan hanya 18 persen orang yang ditanyai merasa yakin pada tentara koalisi dan AS, sementara 78 persen menentang kehadiran mereka.

"Jika tak ada orang yang mengingini kami di sini, kami sangat siap untuk pergi besok," kata komandan kendaraan bersuara lantang itu.

Salah seorang prajurit Irak yang ditemui selama patroli malam mereka --kebanyakan tentara Irak berdiam di dalam rumah segera setelah pukul 20:00-- mengatakan ia mengkhawatirkan hari pasukan AS ditarik.

"Mereka dapat tinggal selama 100 tahun jika mereka mau," kata Salam Ahmed, penjaga keamanan di pabrik sepatu di pinggir kota tersebut. "Jika mereka pergi, orang-orang jahat tentu akan datang mencari saya." (*)
Technorati icon

PKS StoryWirausaha Indonesia





More aboutTentara Amerika Semakin Gelisah

100 Orang Lebih Ditahan Dalam Demo Anti-perang di AS

Diposting oleh Cheria Holiday

100 Orang Lebih Ditahan Dalam Demo Anti-perang di AS

San Francisco (ANTARA News) - Polisi menangkap lebih dari 100 pemrotes perang Irak di San Francisco dan Kota New York, Senin, saat negeri itu memperingati empat tahun serbuan AS ke Irak.

Polisi berseragam melebih jumlah kurang dari 100 pemrotes di luar gedung bursa di pojok jalan Broad and Wall di wilayah keuangan bersejarah di New York.

"Hentikan uang, hentikan perang," demikian teriakan demonstran saat polisi menyeret pemrotes.

Jurubicara polisi mengatakan 44 orang ditangkap.

Pengunjuk rasa mengatakan mereka mengarahkan protes mereka kepada kontraktor utama pertahanan Lockheed Martin, Boeing, Northrop Grumman, Halliburton, General Electric dan perusahaan lain. Protes tersebut tak berdampak pada kegiatan perdagangan di pasar bursa.

"Anggota militer AS dan warga sipil Irak menemui ajal sehingga segelintir kaum elit dapat mengeruk keuntungan," kata Fabian Bouthillette (26), guru sekolah menengah yang bertugas dua tahun di Angkatan Laut AS, seperti diberitakan Reuters.

Di San Francisco, puluhan demonstran, banyak di antara mereka cukup tua dan pernah memprotes Perang Vietnam pada 1960-an serta awal 1970-an, melancarkan protes tidur di trotoar dan berpura-pura telah mati.

Sebagian pemrotes menggunakan darah palsu untuk mengenang lebih dari 3.200 personel militer AS yang tewas dalam Perang Irak.

Banyak pengunjukrasa belakangan bergerak untuk menghalangi Market Street, yang membentang di sepanjang daerah niaga di pusat kota tersebut.

"Segera setelah mereka keluar, kami mulai melakukan penangkapan," kata jurubicara polisi Neville Gittens. "Mereka telah diperingatkan."

Jurubicara lain mengatakan polisi menangkap 57 orang di dua lokasi terpisah di San Francisco.

Jajak pendapat memperlihatkan kebanyakan orang Amerika sekarang menentang perang di Irak, tapi tanpa memiliki rancanga militer seperti yang membantu pemusatan penentangan masyarakat terhadap Perang Vietnam, protes masyarakat telah berlangsung jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pada era Perang Vietnam.

Namun, ribuan pengunjuk rasa berpawai menentang perang itu dalam beberapa belakangan ini di seluruh negeri tersebut, termasuk di daerah Washington D.C., San Francisco dan Los Angeles. (*)

Copyright © 2007 ANTARA

Technorati icon

PKS StoryWirausaha Indonesia





More about100 Orang Lebih Ditahan Dalam Demo Anti-perang di AS

Cheria Bandung

Cheria  Bandung
Graha Internasional ( Bank of Tokyo ) Lt3 Jl. Asia Afrika No.129, Bandung 40112

Info Haji Bandung