Senat Amerika Serikat hari Kamis meloloskan rancangan undang-undang anggaran untuk perang di Irak, yang menyeru tentara negara adidaya itu dipindahkan dari negara terkoyak perang tersebut pada April 2008.
Partai Demokrat menyetujui aturan itu dengan suara 51 berbanding 47 di majelis tinggi Kongres dengan bantuan dua anggota partai Republikan. Bush mengancam membatalkan aturan apa pun buatan kongres, yang menjadwalkan penarikan balatentara Amerika Serikat dari Irak.
Dewan Perwakilan Rakyat hari Jumat nyaris meluluskan undang-undang berisi tenggat penarikan bulan September 2008.
Bush menuduh Demokrat melakukan "sandiwara politik" dengan mencoba memaksanya bertanggungjawab atas Irak dan mencoba mengalihkan keputusan mereka untuk komandan Amerika Serikat di negara Timur Tengah itu.
Ia juga menuding Demokrat memasukkan anggaran dalam rancangan undang-undang itu untuk kegiatan di dalam negeri, yang tidak berkaitan dengan perang melawan "terorisme". Sebagian besar dari 122 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar satu biliun rupiah) anggaran dalam rancangan aturan Senat itu untuk membiayai gerakan tentara di Irak dan Afganistan.
Bush memperingatkan bahwa dana untuk pasukan Amerika Serikat mulai habis pada 15 April dan menginginkan Kongres segera menyetujui anggaran itu tanpa kerangka waktu penarikan. Sesaat sesudah pemungutan suara Senat tersebut, Bush mengulangi ancaman vetonya.
"Saya akan veto rancangan undang-undang yang membatasi gerakan komandan lapangan kita di Irak," kata Bush sesudah bertemu dengan kelompok anggota parlemen dari Republikan di Gedung Putih.
Rancangan undang-undang Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat itu akan mengakibatkan benturan terkeras dengan Bush dalam hal perang di Irak sejak Demokrat menguasai Kongres seusai pemilihan umum bulan November. Republikan pada awal pekan ini gagal mencabut kata penarikan dari rancangan undang-undang tersebut.
Senator Demokrat Robert Byrd menyatakan aturan Senat itu mewakili kehendak rakyat Amerika Serikat dan mendorong kelompok Sunni dan Syiah Irak mengatasi ketegangan politik dan aliran, yang memecah negara tersebut.
"Rakyat Amerika Serikat menginginkan tentara kita keluar, keluar, keluar dari Irak," kata Byrd, dengan menambahkan bahwa langkah itu memberikan perangsang kepada bangsa Irak untuk menyelesaikan perbedaan mereka guna mengahiri perang saudara dan mengupayakan rujuk.
Republikan berdalih bahwa penarikan tentara terlalu dini dari Irak akan membantu musuh Amerika Serikat dan mengacaukan negara itu.
"Mereka akan tiarap menunggu kita keluar dari Irak dan kemudian, pemusnahan akan bebas berlangsung," kata Senator Saxby Chambiss.
Dua Republikan, senator Chuck Hagel dan Gordon Smith, menyempal dari partai Bush dan memberi suara bersama Demokrat.
Keduanya merupakan pengecam terkeras kebijakan Irak Bush.
Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat harus lebih dulu menyelaraskan perbedaan kedua rancangan undang-undang mereka sebelum sampai ke meja Bush, yang dipastikan akan diveto.
Bush menyatakan rakyat Amerika Serikat akan menyalahkan Demokrat jika anggaran untuk tentara di lapangan dipotong.
"Jika Kongres gagal meloloskan rancangan undang-undang untuk mendanai pasukan kita di garis depan, rakyat Amerika Serikat akan tahu siapa bertanggungjawab," kata Bush hari Rabu. PKS Story

More about → Senat AS Jadwalkan Penarikan Tentara di Irak
Partai Demokrat menyetujui aturan itu dengan suara 51 berbanding 47 di majelis tinggi Kongres dengan bantuan dua anggota partai Republikan. Bush mengancam membatalkan aturan apa pun buatan kongres, yang menjadwalkan penarikan balatentara Amerika Serikat dari Irak.
Dewan Perwakilan Rakyat hari Jumat nyaris meluluskan undang-undang berisi tenggat penarikan bulan September 2008.
Bush menuduh Demokrat melakukan "sandiwara politik" dengan mencoba memaksanya bertanggungjawab atas Irak dan mencoba mengalihkan keputusan mereka untuk komandan Amerika Serikat di negara Timur Tengah itu.
Ia juga menuding Demokrat memasukkan anggaran dalam rancangan undang-undang itu untuk kegiatan di dalam negeri, yang tidak berkaitan dengan perang melawan "terorisme". Sebagian besar dari 122 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar satu biliun rupiah) anggaran dalam rancangan aturan Senat itu untuk membiayai gerakan tentara di Irak dan Afganistan.
Bush memperingatkan bahwa dana untuk pasukan Amerika Serikat mulai habis pada 15 April dan menginginkan Kongres segera menyetujui anggaran itu tanpa kerangka waktu penarikan. Sesaat sesudah pemungutan suara Senat tersebut, Bush mengulangi ancaman vetonya.
"Saya akan veto rancangan undang-undang yang membatasi gerakan komandan lapangan kita di Irak," kata Bush sesudah bertemu dengan kelompok anggota parlemen dari Republikan di Gedung Putih.
Rancangan undang-undang Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat itu akan mengakibatkan benturan terkeras dengan Bush dalam hal perang di Irak sejak Demokrat menguasai Kongres seusai pemilihan umum bulan November. Republikan pada awal pekan ini gagal mencabut kata penarikan dari rancangan undang-undang tersebut.
Senator Demokrat Robert Byrd menyatakan aturan Senat itu mewakili kehendak rakyat Amerika Serikat dan mendorong kelompok Sunni dan Syiah Irak mengatasi ketegangan politik dan aliran, yang memecah negara tersebut.
"Rakyat Amerika Serikat menginginkan tentara kita keluar, keluar, keluar dari Irak," kata Byrd, dengan menambahkan bahwa langkah itu memberikan perangsang kepada bangsa Irak untuk menyelesaikan perbedaan mereka guna mengahiri perang saudara dan mengupayakan rujuk.
Republikan berdalih bahwa penarikan tentara terlalu dini dari Irak akan membantu musuh Amerika Serikat dan mengacaukan negara itu.
"Mereka akan tiarap menunggu kita keluar dari Irak dan kemudian, pemusnahan akan bebas berlangsung," kata Senator Saxby Chambiss.
Dua Republikan, senator Chuck Hagel dan Gordon Smith, menyempal dari partai Bush dan memberi suara bersama Demokrat.
Keduanya merupakan pengecam terkeras kebijakan Irak Bush.
Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat harus lebih dulu menyelaraskan perbedaan kedua rancangan undang-undang mereka sebelum sampai ke meja Bush, yang dipastikan akan diveto.
Bush menyatakan rakyat Amerika Serikat akan menyalahkan Demokrat jika anggaran untuk tentara di lapangan dipotong.
"Jika Kongres gagal meloloskan rancangan undang-undang untuk mendanai pasukan kita di garis depan, rakyat Amerika Serikat akan tahu siapa bertanggungjawab," kata Bush hari Rabu. PKS Story
![]() |