Ongkos Naik Haji Sekitar Rp 31 Juta
BANDUNG - Besaran ongkos naik haji (ONH) tahun ini diperkirakan tak akan naik tajam. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag), Slamet Rianto memperkirakan, tidak ada kenaikan BPIH (biaya penyelenggaraan ibadah haji) musim ini. Kalaupun harus naik, menurutnya mungkin jumlahnya tidak terlalu bergeser dari musim lalu yang rata-rata berjumlah 3.342 riyal atau sekitar Rp 31 jutaan.
"Belum ada keputusan berapa besarannya (BPIH). Tapi kita berharap tak naik. Kalaupun harus naik, mudah-mudahan tidak terlalu jauh dari ongkos musim lalu," kata Slamet, saat ditemui di sela-sela pertemuan Forum Pemred Jawa Pos Group, di Hotel Aston Bandung, Rabu (23/3).
Slamet pun mengatakan, besaran biaya haji itu sangat tergantung dengan harga sewa pemondokan (terkait jauh-dekat jaraknya dengan Masjidil Haram), harga tiket pesawat dari embarkasi di tanah air ke tanah suci, biaya catering, serta nilai tukar rupiah terhadap dolar dan riyal. "Banyak harapan dari jemaah, agar ongkos haji tak naik. Kami juga berharap begitu, ongkos tak naik. Tetapi semuanya sangat tergantung dengan kondisi menjelang pemberangkatan. Hanya saja, kita bersyukur karena niatan jemaah kita untuk naik haji sangat besar. Buktinya sampai saat ini, jumlah waiting list terus bertambah," ujarnya.
Di kesempatan terpisah, anggota Komisi Agama DPR RI, Rahman Amin, meminta Menag Suryadharma Ali dan tim di Dirjen PHU, untuk tidak buru-buru merencanakan kenaikan BPIH. "Kita berharap, BPIH musim 1432 H/2011 M ini tidak naik. Malah, kalau bisa ongkos haji diturunkan," kata anggota Komisi VIII dari Fraksi PKS itu.
Menurut dia, bila Kemenag bisa menurunkan BPIH musim ini, berarti bisa disebut sebagai suatu prestasi bagi kementerian yang menjadi penyelenggara rukun Islam kelima tersebut. "Kita berharap Kementerian Agama bisa menekan ongkos haji. Selain itu, jarak pemondokan dengan Masjidil Haram bisa lebih mayoritas yang di ring satu," harap Rahman.
Slamet Rianto pun mengatakan, pemondokan haji musim ini sekitar 80 persen memang berada di ring 1, yang artinya berada di jarak 0-3 km dari Masjidil Haram. "Insyaallah, pemondokan jemaah haji Indonesia lebih banyak di ring satu. Kami upayakan sekitar 80 persen berada dekat Masjidil Haram. Bila terwujud, berarti ada peningkatan dari musim lalu yang hanya 63 persen," ujarnya.
Soal waiting list (daftar tunggu) jemaah yang mengantri untuk naik haji, kata Slamet, data terbaru hingga 22 Maret 2011 ada sebanyak 1.320.309 orang yang sudah mengantri. Jumlah itu bisa diberangkatkan hingga sembilan tahun ke depan. "Jumlah waiting list ini luar biasa banyaknya. Kuota kita hanya 211 ribu per tahun. Kami sudah usulkan kepada pemerintah Kerajaan Arab Saudi agar ada penambahan untuk Indonesia. Menteri Agama Saudi sudah setuju, tapi keputusan ada di tangan raja. Kita masih menunggu keputusan itu," katanya.
Berdasarkan jumlah penduduk, lanjut Slamet, seharusnya Indonesia mendapat jatah 235 ribu kuota haji. "Berdasar kesepakatan OKI (organisasi negara-negara Islam dunia, Red), kuota jemaah dihitung 1 per 1.000 dari jumlah penduduk. Sekarang, sensus terbaru jumlah penduduk kita mencapai 235 juta jiwa. Artinya peluang kita untuk mendapatkan kuota tambahan sangat besar. Mohon doanya saja," ujar Slamet.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar