Tiga Calon Wali Kota Cimahi (ki-ka), Itoc Tochija, Achmad Pawennei, dan Iwa Karniwa, melakukan proses pencoblosan di TPS masing-masing, kemarin. Itoc bersama calon wakil wali kota Eddy Rachmat mengungguli dua calon lainnya dengan perolehan sebanyak 124.978 suara atau 51,61%.
CIMAHI(SINDO) – Itoc Tochija hampir dipastikan kembali menjabat sebagai Wali Kota Cimahi periode 2007-2012. Hasil perhitungan sementara Pilkada Kota Cimahi,pasangan Itoc Tochija-Eddy Rachmat,meraih 124.978 suara.
Melalui metode real countyang dilakukan KPUD Kota Cimahi hingga pukul 23.00 WIB kemarin, pasangan nomor urut 1 mengungguli dua saingannya dengan meraih suara 51,61% dari total suara yang berhasil dihimpun KPUD. Sedangkan, pasangan nomor urut 2 Achmad Pawennei-Moch Syambas hanya memperoleh 44.261 suara atau 18,28%, dan nomor urut 3 Iwa Karniwa- Diah Nurwitasari sebanyak 72.924 suara atau 30,11%.
”Hasil perhitungan hari ini bersifat final. Karena sudah mencapai 71%.Hasil itu,dianggap sudah mewakili tingkat partisipasi masyarakat. Namun penetapannya baru dilakukan 12 September 2007 nanti sesuai hasil penghitungan manual,” papar Ketua KPUD Kota Cimahi Ikin Sodikin kepada wartawan di Media Center KPUD Kota Cimahi, Jln Pesantren, Kec Cimahi Utara, Kota Cimahi.
Berdasarkan data KPUD, suara Itoc- Eddy di tiga kecamatan se-Kota Cimahi terus memimpin. Di Cimahi Selatan, Itoc-Eddy mendapat suara 51.858; Pawennei-Syambas 18.074; dan Iwa-Diah 31.064. Sedangkan di Cimahi Tengah Itoc-Eddy 36.984; Pawennei- Syambas 15.155; Iwa-Diah 23.798.Terakhir Cimahi Utara Itoc-Eddy 36.136; Pawennei-Syambas 11.032; dan Iwa-Diah 18.062.
Hingga berita ini diturunkan, suara yang telah terkumpul mencapai 211.130 dari total suara 339.751 pemilih di 659 TPS se- Kota Cimahi. Ikin menerangkan, pencoblosan suara ditutup tepat pada pukul 13.00 WIB diteruskan dengan penghitungan suara di masing-masing TPS.Umumnya penghitungan dimulai pukul 13.30-15.00 WIB. Data dari kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) sudah bisa diakses KPUD antara pukul 14.00-15.00 WIB.
Selanjutnya, pantia pemungutan suara (PPS) melaporkan data melalui SMS ke Media CenterKPUD. Ikin menambahkan, melalui penghitungan manual tingkat akurasi data lebih tinggi dibanding komputerisasi. Laporan suara dari PPS tidak langsung dimasukkan dalam komputer, tapi diolah terlebih dulu melalui pencocokan dengan daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 339.751 jiwa dan surat suara yang diedarkan.
Melalui cara itu,tandas Ikin, tingkat partispasi masyarakat pada pilkada lebih terlihat. Perhitungan dengan menggunakan metode quick count yang dilakukan sejumlah kalangan, tetap menyatakan pasangan Itoc-Eddy unggul.Hasil quick qount tim sukses Itoc-Eddy, pihaknya tetap unggul di tiga kecamatan Kota Cimahi. Hingga pukul 20.30 WIB,Itoc-Eddy memperoleh suara 124.653 atau 35,62%; Pawennei-Syambas 44.260 (12,- 65%); Iwa-Diah 72.578 (20,57%).
Data tersebut dikerjasamakan dengan Lingkar Survei Indonesia (LSI). ”Kami belum bisa menyimpulkan sampai akhir karena data dari 15 kelurahan belum semuanya masuk ke tim kami,”ujar Ketua Tim Sukses Itoc-Eddy,Abdul Mahfuri. Di tempat terpisah, Ketua Tim Sukses PAS (Pawennei-Syambas) Center,Aceng Ahmad menyebutkan, berdasarkan penghitungan quick count pihaknya memang kalah dari dua pasangan calon lain.Total suara yang masuk dalam PAS Center Quick Count hingga pukul 09.30 WIB sebanyak 101.264 jiwa dari DPT 339.751.
Itoc-Eddy sebanyak 97.326 (51%); Pawennei-Syambas 34.370 (20%); dan Iwa-Diah 58.762 (30%). ”Walau bagaimana pun kami harus mengumumkan perolehan suara kami, meski kami menolaknya. Karena banyak suara konstituen kami yang tidak bisa masuk dalam pencoblosan dan tidak terdaftar dalam DPT,”kata Aceng. Dia menerangkan, sebelumnya KPUD sepakat menerbitkan surat edaran (SE) bagi pemilih yang tercantum dalam daftar pemilih sementara (DPS), tapi tidak tercantum dalam DPT bisa memilih ke TPS.Tapi,kenyataannya di lapangan pemilih tersebut tidak bisa mencoblos.
Padahal, berdasarkan survei umumnya di setiap RT terdapat 20 orang yang tidak bisa menggunakan hak pilih meski telah memenuhi syarat. Dari total 1.650 RT se-Kota Cimahi dapat diasumsikan terdapat 33 ribu warga yang tidak mendapat kartu pemilih. Kemenangan pun ditunjukkan dari hasil quick count Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bekerjasama dengan Jaringan Isu Publik (JIP). Pasangan Itoc-Eddy dipastikan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cimahi periode 2007- 2012.
Dalam perhitungan LSI-JIP, hingga pukul 16:01 WIB,Itoc-Eddy memperoleh suara mayoritas dengan mengemas 52.20%.Sementara pasangan Iwa Karniwa-Diah Nurwitasari memperoleh suara 29.80%, sedangkan pasangan Achmad Pawennie-Mochamad Syambas memperoleh suara 18.01%.
”Penghitungan yang kami lakukan paling tidak bisa menjawab rasa penasaran masyarakat Kota Cimahi yang mungkin sangat penasaran dan bertanya siapa yang nantinya duduk sebagai Wali Kota dan Wakilnya.Tapi kami garansi, penghitungan yang kami lakukan tidak akan kurang atau berbeda plus-minus 1% dari penghitungan yang dilakukan oleh KPUD,”tutur Direktur Eksekutif LSI,Deny JA di Hotel Savoy Homan, Kota Bandung kemarin. Quick count LSI-JIP Pilkada Kota Cimahi 2007, dilakukan dengan mengambil sampel sekitar 66 ribu pemilih (total 339.751 pemilih) yang diambil dari 180 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari total 659 TPS.
Pada Pilkada Kota Cimahi 2007 ini,LSI-JIP mencatat studi partisipasi publik terhitung cukup tinggi, dibanding Pilkada pada beberapa Kota/Kabupaten lain di Indonesia. Tercatat 72% diantaranya memberikan suara, sementara sisanya 28% adalah Golput atau tidak menggunakan hak suaranya.
”Dibanding Kota/Kabupaten lainnya berdasarkan studi yang kami lakukan. Jumlah 78% masyarakat yang memberikan hak suaranya pada Pilkada Kota Cimahi 2007, tergolong yang paling tinggi.Cukup jauh jumlahnya, bila dibandingkan dengan Pilkada lainya seperti Pilkada Kota Batam di mana angka partisipasi publik hanya 49-50% saja,” ucap Direktur Riset LSI Eka Kusmayadi.
Sementara itu,Wakil Gubernur Jawa Barat Nu’man Abdul Hakim mengaku puas dengan pelaksanaan Pilkada di Kota Cimahi kemarin. Menurut dia, kendati Kota Cimahi sebagai wilayah industri, namun tingkat partispasi masyarakat pada pilkada cukup tinggi.Hal itu terbukti dari pemantauan beberapa TPS di Kec Cimahi Utara yang umumnya diikuti pemilih antara 70-80%.
”Saya cukup puas melihat fakta pilkada di sini, bisa dikatakan tingkat partisipasi warga dalam pilkada cukup besar, kebanyakan yang saya pantau itu sudah 80%,” ujar Nu’man saat berkunjung di TPS 27,Kel Cibeber,Kec Cimahi Utara. Dia mengatakan, ketimpangan data DPT kerap menjadi permasalahan pilkada yang terjadi bukan hanya di daerah, tapi juga nasional.
Menurut dia, dalam waktu dekat Menteri Dalam Negeri (Mendagri) segera mengundang sekretaris daerah (Sekda) se-Jabar guna merumuskan DPT yang tepat. Hal itu juga bertujuan bagi kesiapan menjelang Pemilohan Gubernur (Pilgub) 2008 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009. Meski begitu, Nu’man mengaku, ada kekhawatiran muncul kejenuhan dari masyarakat menghadapi serangkaian pemilu di daerahnya. Fenomena ini mulai tampak dari merosotnya jumlah pemilih di TPS.
Idealnya, pemerintah daerah (Pemda) dan KPUD setempat pun bisa melakukan sosilisasi pendidikan politis secara maksimal kepada masyarakat.”Karena pada dasarnya politik itu adalah hak setiap warga dan kita tidak bisa memengaruhi pilihan seseorang, hak suara adalah tanggungjawab moral seseorang,” tandas Nu’man.
Di tempat sama,Kasubid Wilayah II Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Departemen Dalam Negeri (Ditjen Otda Depdagri) Kurniasih menyebutkan,sejauh ini tingkat partisipasi tertinggi masyarakat pada pilkada di Jabar masih diraih oleh Kab Tasikmalaya, yakni 78%. Kab tasikmalaya pun dinyatakan sebagai wilayah yang satu-satunya tidak masuk melalui jalur pengadilan.
”Di Cimahi mudah-mudahan juga seperti itu,sekarang partisipasi tinggi dan akan lebih lengkap jika tidak selesai di pengadilan,”pungkas Kurniasih. (slamet parsono/ mohamad taufik)
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar