JAKARTA--MIOL:
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi menegaskan masalah monogami dan poligami dalam Islam adalah pilihan dan kelonggaran sebagai rahmat Allah. Karenanya, hal ini tidak perlu dipertentangkan.
"Jangan sekali-kali dikontradiksikan. Biarlah berjalan secara natural dan demokratis," kata Hasyim di Jakarta, Kamis (7/12) menanggapi polemik soal poligami menyusul pernikahan kedua da`i kondang KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym).
Hasyim mengatakan, bagi yang merasa telah hidup tenang dengan monogami sebaiknya tetap memilih monogami. Sedangkan bagi orang yang karena kondisinya lebih tenang dengan poligami maka jangan dilarang berpoligami.
"Yang harus dilarang adalah kenakalan dan kelainan seksual," kata pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Malang, Jawa Timur itu.
Jika pemerintah berniat mengatur persoalan poligami, kata Hasyim, maka pemerintah tidak perlu mengubah substansinya. Cukup pengaturan teknis saja. "Jangan kita mengharamkan yang dihalalkan Allah dengan bergaya bersih dan moralis karena itu sebuah kepalsuan. Apalagi kalau niatnya kampanye," katanya.
Presiden Dewan Dunia Agama-Agama untuk Perdamaian (WCRP) yang baru saja mendapat gelar doktor honoris causa dari IAIN Sunan Ampel, Surabaya, itu juga berharap umat Islam Indonesia proporsional dalam menjalankan agamanya.
Sementara itu, menyangkut poligami yang dilakukan Aa Gym, Hasyim mengatakan sebaiknya semua pihak menghormati pilihan hidup pengasuh Pesantren Daarut Tauhid tersebut.
"Biarlah Aa Gym memilih cara hidupnya sendiri. Boleh diberitakan tapi tidak perlu dipergunjingkan. Sedangkan pemerintah lebih baik mengurusi minyak tanah, lumpur, dan kesedihan rakyat daripada poligami," katanya menambahkan. (Ant/OL-06)
"Jangan sekali-kali dikontradiksikan. Biarlah berjalan secara natural dan demokratis," kata Hasyim di Jakarta, Kamis (7/12) menanggapi polemik soal poligami menyusul pernikahan kedua da`i kondang KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym).
Hasyim mengatakan, bagi yang merasa telah hidup tenang dengan monogami sebaiknya tetap memilih monogami. Sedangkan bagi orang yang karena kondisinya lebih tenang dengan poligami maka jangan dilarang berpoligami.
"Yang harus dilarang adalah kenakalan dan kelainan seksual," kata pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Malang, Jawa Timur itu.
Jika pemerintah berniat mengatur persoalan poligami, kata Hasyim, maka pemerintah tidak perlu mengubah substansinya. Cukup pengaturan teknis saja. "Jangan kita mengharamkan yang dihalalkan Allah dengan bergaya bersih dan moralis karena itu sebuah kepalsuan. Apalagi kalau niatnya kampanye," katanya.
Presiden Dewan Dunia Agama-Agama untuk Perdamaian (WCRP) yang baru saja mendapat gelar doktor honoris causa dari IAIN Sunan Ampel, Surabaya, itu juga berharap umat Islam Indonesia proporsional dalam menjalankan agamanya.
Sementara itu, menyangkut poligami yang dilakukan Aa Gym, Hasyim mengatakan sebaiknya semua pihak menghormati pilihan hidup pengasuh Pesantren Daarut Tauhid tersebut.
"Biarlah Aa Gym memilih cara hidupnya sendiri. Boleh diberitakan tapi tidak perlu dipergunjingkan. Sedangkan pemerintah lebih baik mengurusi minyak tanah, lumpur, dan kesedihan rakyat daripada poligami," katanya menambahkan. (Ant/OL-06)
www.pksplus.com
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar