Anggaran Pemilu 2009 Bengkak Hampir 2 Kali Lipat

JAKARTA - Anggaran Pemilu Presiden (Pilpres) 2009 naik hampir dua kali lipat dibanding penyelenggaraan Pilpres 2004 yakni sebesar Rp7 trilliun, dari Pilpres 2004 Rp4,5 triliun. Dana sebesar itu hanya dialokasikan untuk persiapan Pilpres.

Menurut Dirjen Anggaran Depkeu Achmad Rojadi, anggaran Pemilu 2009 ini dialokasikan untuk gaji atau honor pegawai Komisi Pemilihan Umum (KPU), Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD), tenaga lapangan, serta petugas keamanan.

Selain itu juga untuk pendaftaran pemilih, pengadaan kotak suara, kertas, tinta, serta biaya pengangkutan barang dan perjalanan dinas pegawai.

"Ada kenaikan anggaran dibanding pemilu presiden 2004. Jumlah tenaga maupun honor serta gaji pegawai mengalami kenaikan," ujarnya di sela-sela diskusi bertajuk "Menimbang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah," di Gedung Departemen Keuangan, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (31/8/2007).

Di tempat sama, Direktur Anggaran III Depkeu Sambas Mulyana menjelaskan, biaya Rp7 trilliun ini dibebankan ke pemerintah pusat. Hal ini karena daerah tidak mau mengeluarkan biaya untuk pelaksanaan pemilu yang merupakan kegiatan nasional

"Daerah tidak mau sharing lagi, karena mereka telah mengandalkan DAU-nya. Daerah juga telah mengeluarkan biaya untuk pelaksanaan pilkada dan tidak ada bantuan dari pemerintah pusat," tegasnya.

Menurunya anggaran ini mengalami kenaikan dibanding pilpres 2004. Hal ini juga karena banyaknya pemekaran daerah.

"Semua anggaran pemilu yang dulu sebagian didanai oleh pemda, sekarang seluruhnya oleh pusat," tandasnya.

Pengelolaan anggaran Rp 7 trilliun ini akan diserahkan ke KPU. Pada 2004, anggaran pilpres mencapai Rp 4,5 trilliun. "Naik hampir dua kali lipat sekarang,"

Menuruntya, untuk tahap selanjutnya yaiut tahap pelaksanaan, dan pertanggungjawaban tidak akan besar jumlah anggarannya. Kendati demikian, dia belum bisa menyebutkan jumlahnya. (rhs)