Tamsil menceritakan kronologi pencekalan ini kepada detikcom, Jumat (23/3/2007). Kejadian yang membuat kesal Tamsil ini terjadi pada Rabu (21/3/2007) sekitar pukul 08.00 WIB.
Di hari Rabu yang kelabu itu, Tamsil bersama sejumlah anggota DPR berkumpul di Bandara Soekarno-Hatta untuk terbang ke Kanada. Saat boarding, Tamsil tidak menemui masalah. Begitu juga saat melewati pemeriksaan Imigrasi, Tamsil lolos.
Setelah itu, Tamsil pun menuju Lounge Pura Indah yang ada di Terminal 2 D Bandara untuk menunggu panggilan masuk ke dalam pesawat. Saat itu Tamsil juga menunggu proses pengurusan barang bagasi.
Nah, di sinilah kasus pencekalan itu dialaminya. Barang bagasi Tamsil ditolak masuk. Tamsil juga diberi tahu oleh petugas counter Cathay Pacific bahwa Tamsil tidak bisa pergi ke Kanada.
"Petugas counter Cathay Pacific itu mendapat telepon dari Kedubes AS yang meminta tiket atas nama saya dibatalkan," kata mantan pengurus DPP Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Tamsil jelas protes terhadap pelarangan ini. "Bagaimana ini terjadi, visa saya sudah di-ACC oleh Kedubes Kanada kok," ujar Tamsil. Lantas, pihak maskapai pun menginformasikan masalah ini ke Kedubes Kanada. Kedubes Kanada meminta waktu untuk berkoordinasi dengan Kedubes AS selama beberapa menit.
Akhirnya, Tamsil memang tidak boleh terbang ke Kanada. "Saya dikasih nomor HP orang Kedubes Kanada, yang bernama Ms Cindy oleh petugas counter. Saya telepon dia dan dia tidak bisa memberikan penjelasan lewat telepon. Akhirnya kita janjian bertemu langsung," ujar Tamsil.
Tempat yang dipilih adalah Kedubes Kanada. "Setelah saya tidak bisa terbang, saya meninggalkan bandara dan langsung menuju ke Kedubes Kanada dan bertemu Ms Cindy itu," ujar dia.
Dari Cindy, Tamsil mendapat penjelasan mengenai tiga alasan pelarangan dirinya ke Kanada. Tiga alasan itu adalah Tamsil pernah terlibat kasus bahan peledak di Filipina, dituding anggota Jamaah Islamiyah (JI), dan dituding terlibat kerusuhan Sulawesi Tengah.
"Saya tanya dari mana tiga alasan itu. Dia bilang dari internet. Saya tanyakan bagaimana Kanada bisa mempercayai informasi dari internet. Saya juga menanyakan apakah Kanada sudah melakukan koordinasi dengan BIN atau Polri," ujar dia.
Tapi, Tamsil paham dengan sikap Kedubes Kanada. Terakhir, pihak Kedubes Kanada hanya mengkhawatirkan Tamsil bila terjadi apa-apa di Kanada nanti. "Kami tidak ada persoalan dengan Pak Tamsil. Negara kami tidak khawatir Tamsil masuk Kanada. Tapi, yang kami khawatirkan, bila nanti terjadi apa-apa dengan Pak Tamsil," ujar Tamsil menirukan ucapan Cindy.
PKS Story
![]() |
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar