Mengintip Pilkada Jabar 2008

Diposting oleh Cheria Holiday on Senin, 02 April 2007

Pemilihan Gubernur Jawa Barat tinggal setahun lagi. Sejumlah nama beredar. Jika sebelumnya nama Danny Setiawan, gubernur saat ini, melenggang sendirian, kini ada beberapa nama lain yang patut diperhitungkan oleh kubu pendukungnya.

KPU Jawa Barat menargetkan penyoblosan pemilihan gubernur Jabar bakal berlangsung pada 27 April 2008. Karena itu, pendaftaran calon diperkirakan bakal dibuka pada awal tahun 2008. Tak heran jika berbagai kalangan kian intensif mengelus jagoannya masing-masing.

Selama hampir setengah tahun terakhir, hanya nama Danny Setiawan yang menguat. posisinya sebagai incumbent "sempat" membikin ciut para kompetitor untuk melawannya. Bursa kandidat mulai ramai setelah sejumlah nama bermunculan sebagai cagub alternatif.Ini juga tak lepas dari kian santernya pengusutan kasus yang diarahkan pada keterlibatan Danny.

Yang paling serius untuk diperhitungkan adalah Letjen Endang Suwarya, saat ini masih menjabat Kasum TNI. Nama lulusan Akabri 1973 ini disuarakan Barindo yang dikaitkan dengan Letjen (Purn) M.Yasin dan juga oleh Patron yang dikaitkan dengan Mayjen TNI (Purn) Achdary, salah satu pentolan pendukung inti SBY dalam pemilu lalu. Meski demikian, kalangan ornop yang mengusung agenda HAM bakal mengutak-atik sepak terjangnya ketika menjadi Penguasa Darurat Militer di Aceh pada tahun 2003-2005 lalu.

Nama lain yang juga patut dicermati adalah Mayjen TNI (Purn) Sudradjat. Saat ini ia masih menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk China. Nama bekas Kapuspen TNI ini pernah melambung pada pemilihan gubernur 2002 lalu. Namun, belakangan mantan Dirjen Strahan Dephan ini menolak dicalonkan karena merasa ada yang tak pas dalam proses pencalonan tersebut. Nilai lebih Master jebolan Harvard ini adalah selain diperkirakan bisa menggaet investor dari China, Sudrajat dianggap sebagai sunda pituin dan juga dikenal sebagai jenderal santri. Dua faktor terakhir ini menjadi penting untuk konteks Jabar.

Dari kalangan kepolisian, mencuat setiganya tiga nama: Dadang Garnida, Nana Permana dan juga Makbul Padmanegara. Dua nama pertama pernah menjabat sebagai Kalpolda Jabar. Sedangkan Makbul, pernah menjadi Direktur Reserse di Polda Jabar dan kini memangku jabatan sebagai Wakapolri.

Dari kalangan sipil, nama yang muncul, cenderung timbul-tenggelam. Nama-nama Erryana Hardjapamengkas (wakil ketua KPK), Setia Permana (Ketua KPUD Jabar) dan UU Rukmana (Ketua PG Jabar), Dede Yusuf (artis, anggota DPR fraksi PAN dari pemilihan Ciamis-Kuningan), Ferry Mursyidan Baldan (anggota DPR dari Fraksi PG) pernah diisukan bakal melaju. Demikian juga nama ketua Kadin Indonesia, Moh. Hidayat.Namun, akhir-akhir ini tak terdengar lagi kasak-kusuknya.

Begitupun pernah digadang-gadang nama Sejen PSI,Moh Jumhur Hidayat. Namun semenjak dirinya menjabat sebagai Ketua BNP2TKI, banyak yang meragu dia akan terus melanjutkan pencalonan. Nama lainnya, yang patut dipertimbangkan adalah PRA Arief Natadiningrat, anggota DPD Jabar yang juga putra mahkota Kasepuhan Cirebon.

Yang justru cukup ramai adalah pertarungan memperebutkan posisi nomor dua. Sejumlah ketua parpol dan kepala daerah di Jabar dikabarkan tertarik mencari peruntungan untuk posisi itu. Nama ketua parpol yang pernah disebut adalah, Adib M. Zein (PAN),M. Avi Taufik Hidayat(PKB), UU Rukmana (PG) dan juga R Ajeng Suminar (PD) serta Rudi Harsa Tanaya (PDIP) yang sudah memperoleh sokongan dari jajaran DPD-nya.

Dari kalangan kepala daerah, yang terang-terang menyatakan keinginan menjadi wakil gubernur adalah Tutty Hayati Anwar, Bupati Majalengka. Adik mantan Gubernur Jabar Nuriana ini bahkan sudah mengajukan pengunduran diri dini pada Desember 2008 agar bisa berkonsentrasi dalam pencalonan. Padahal, masa jabatannya baru berakhir pada pertengahan 2008. Selain Tutty, Walikota Bandung Dada Rosada, Walikota Cimahi Itoch Tochija dan juga bupati Majalengka Irianto MS Syafiuddin juga disebut-sebut tengah mempertimbangan kemungkinan untuk "naik kelas' menjadi orang nomor dua ini Jabar.

Menahan Diri
Merujuk pada hasil pemilu 2004, hanya PDIP dan Golkar yang bisa mencalonkan kandidat tanpa perlu berkolasi dengan parpol lainnya. Dengan tambahan 1 kursi, PKS juga terbuka kesempatannya melaju sendirian. Berdasarkan itu, setidaknya ada 4 pasangan kandidat yang bakal melaju.

Meski sudah banyak nama yang beredar, parpol cenderung menahan diri.Ada kesan parpol-parpol besar enggan segera "masuk kotak" kandidat tertentu.

Namun, tidaklah terlalu mengejutkan jika nama Danny paling banyak dikaitkan dengan parpol tertentu.
Selain Golkar, PDIP dan PKB juga diprediksi bakal memberikan dukungannya kepada mantan Sekda Jabar di era Nuriana ini. Simpulan ini setidaknya mengacu pada pernyataan Taufik Kiemas (PDIP) dan Muhaimain Iskandar(PKB) yang dalam kesempatan berbeda memberikan sinyal positif kepada "DS" begitu kata sandi yang digunakan tim kampanye Dani untuk membahasakan dirinya. PAN, PKS dan PD juga disebut-sebut ingin mengusung dirinya.

Meski begitu justru parpol kecil duluan yang menyuarakan dukungannya secara terbuka. Sejumlah parpol yang tergabung dalam Aliansi Papandayan (PKPI, PBB, PDS dan PSI) belum lama ini telah mendeklarasikan dukungannya kepada Dany. Bahkan mereka juga mengusung ketua DPD PDIP Jabar, Rudi Harsa Tanaya sebagai wakilnya.

Yang agak repot justru PPP. "Istilahnya, katempuhan buntut maung, " ujar seorang politisi lokal. Maksudnya, dengan posisi kadernya sebagai wagub,Nu'man Hakiem, maka ada dorongan agar PPP mengincar posisi nomor satu. Padahal, desakan untuk tetap mendukung DS juga tak kalah kuat beredar di kalangan internal partai.

Skenario buruknya bakal seperti Wahidi, wakil bupati Majalengka yang juga Ketua DPC PKB setempat. Terjepit dalam skenario tak yang diduga,Wahidi akhirnya memang berpisah dengan Bupati saat itu. Namun dalam pencalonan posisinya tetap sebagai wakil, berdampingan dengan Qomar dari PD. Akhir ceritanya makin pedih karena ia harus kalah kelak.

Sejumlah calon lain seperti Dadang Garnida dikabarkan terus melobi jajaran PG dan juga PKB. Hal yang sama juga dilakukan Nana Permana di PKB. Geliat yang sama terjadi di tubuh PKS. Ada suara-suara untuk tak mendukung DS yang dianggap "bermasalah". Nama Sudradjat dan Makbul sempat beredar di partai ini.

Dari partai-partai yang ada, tak bisa dipungkiri,PKS-lah yang paling percaya diri mengusung kandidat pilihannya sendiri, siapapun orangnya. Perolehan suaranya pada pemilu lalu mencapai 2,3 juta suara, yang dikonversikan menjadi 14 kursi di DPRD Jabar (nomor tiga terbesar, setelah PG dan PDIP). Peraihan di Jabar ini merupakan 40% perolehan suara PKS di tingkat nasional.

Pada tingkatan pemilihan kepala daerah, dari 8 pilkada yang sudah digelar di Jawa Barat, baik sendiri maupun berkolasi, PKS sudah memenangkan 4 pilkada. Yaitu Depok, Kab. Bekasi, Kab. Sukabumi (sendiri) dan Cianjur (dengan PD). Raihan ini terbilang sangat menonjol jika, umpamanya, dibandingkan dengan PDIP yang hanya meraih kursi wakil bupati di kab Bandung (koalisi dengan Golkar dan PKB). Selain di kab Bandung, Golkar juga memenangkan pilkada di Karawang dan Majalengka. Satu pilkada lain dimenangkan PPP di Kab. Tasikmalaya.

Meski demikian, PKS diperkirakan hanya akan ngotot untuk memperebutkan posisi nomor dua. Karena target utamanya adalah meraih 8 juta suara di Jawa Barat pada pemilu 2009 nanti. Jadi, pilkada lebih banyak dimanfaatkan untuk "memanaskan" mesin politiknya.

Jika harus berhadapan dengan Danny, PKS diperkirakan bakal menggunakan isu "KKN". Sebagaimana diketahui, Danny disebut-sebut terkait sekurangnya dua kasus dugaan korupsi. Yang pertama, adalah pemberian dana kavling bagi anggota DPRD Jabar periode 1999-2004 (saat itu Danny menjabat sebagai Sekda-nya Nuriana) dan kedua pengadaan alat-alat berat(tahun anggaran 2003-2004). Meski begitu, sejauh ini, tak satupun bukti yang berhasil digaet aparat hukum untuk mencokoknya ke penjara.

Menurut seorang politisi lokal,keengganan parpol besar untuk buru-buru mengusung nama Danny lebih disebabkan kekhawatiran terhadap masa depan Danny. Hingga tulisan ini dibuat, berkas Danny masih terus dipelajari dan diolah oleh KPK dan Kejaksaan Agung.
Berpolitik.com

Blogger Indonesia PKS Success Story

{ 1 komentar... read them below or add one }

Anonymous mengatakan...

Maaf beritanya Banyak yang salah contohnya : "Dari kalangan kepala daerah, yang terang-terang menyatakan keinginan menjadi wakil gubernur adalah Tutty Hayati Anwar, Bupati Majalengka. Adik mantan Gubernur Jabar Nuriana ini " bukan Nuriana Tetapi Yogi SM, Terus yang ini salah lagi niih : Skenario buruknya bakal seperti Wahidi, wakil bupati Majalengka yang juga Ketua DPC PKB setempat. <<<< Mustiny Indramayuu Bukan Majalengka.. Tolong Deh Pliss PKS Editorial nya yg bener...

(Erry Sukmana, Staf Sekpri Bupati majalengka)

Posting Komentar

Cheria Bandung

Cheria  Bandung
Graha Internasional ( Bank of Tokyo ) Lt3 Jl. Asia Afrika No.129, Bandung 40112

Info Haji Bandung