Rano Karno Jadi Faktor X

Diposting oleh Cheria Holiday on Rabu, 21 Maret 2007

Siapa Mau Beli ?

Rano Karno Jadi Faktor X

KEBON SIRIH, WARTA KOTA - Rano Karno menjadi Faktor "X" atau penentu kemenangan calon gubernur (cagub) dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI. Tapi Rano belum dipinang sebagai cawagub. Sebagai aktor dan sutradara sinetron dan film, Rano Karno punya popularitas tinggi. Itulah salah satu kekuatan Rano yang diyakini bisa menarik suara pemilih sebagai calon wakil gubernur (cawagub).

"Survei kami awal Februari lalu menyebutkan, 90 persen lebih responden memilih Rano Karno. Figurnya tak hanya disukai tapi juga dipercayai oleh mayoritas responden sebagai calun wakil gubernur. Itu merata di hampir semua kalangan," ujar Direktur Pusat Kajian Politik FISIP UI Sri Budi Eko Wardani di Gedung Dewan Pers, Jalan Kebonsirih, Jakarta Pusat, Rabu (21/3).

Pilkada DKI akan digelar Agustus 2007. Hingga kemarin, baru muncul dua calon gubernur (cagub) yang dimunculkan oleh parpol secara resmi, yakni Adang Daradjatun dan Fauzi Bowo. Adang diusung oleh PKS yang memiliki hak mengajukan calon karena memiliki 18 kursi di DPRD DKI (24 persen suara). Fauzi Bowo alias Foke diusung oleh koalisi 17 parpol termasuk dua parpol yang memiliki hak mengajukan calon, yakni Partai Demokrat dan PDI Perjuangan.

Tinggal dua parpol besar yang belum menetapkan calon secara resmi yakni PAN dan PKB. Tapi PAN dengan 6 kursi dan PKB dengan 4 kursi di DPRD DKI masih membutuhkan satu kursi lagi. Mereka bisa menggaet satu parpol kecil lagi untuk bisa memenuhi ketentuan minimal 15 persen suara keterwakilan. Parpol yang disebut-sebut untuk digaet adalah PBR. Karena itulah calon alternatif hanya mungkin diajukan lewat PAN dan PKB plus satu parpol tersebut.

Calon yang masih berpeluang meramaikan pilkada adalah Sarwono Kusumaatmadja dan Agum Gumelar. Sarwono terlempar dari bursa PDI Perjuangan dan Agum terlempar dari Partai Demokrat. Agum sendiri masih yakin akan bisa maju mengikuti pilkada. Dalam acara syukuran Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas kemarin, Agum mengatakan bahwa ia membidik parpol koalisi PAN dan PKB.

Meski cagub mengerucut, kandidat calon pendamping atau cawagub belum dimunculkan, baik dari kubu Adang maupun Foke. Di luar Rano, faktor militer jadi pertimbangan. Artinya, calon dari militer juga “laku dijual”.

Menguatnya nama Rano Karno, Sri Budi Eko Wardani, menunjukkan tingginya faktor media massa dalam memengaruhi keputusan politik warga Jakarta. Seorang figur publik yang namanya melekat di benak masyarakat akan lebih banyak dipilih ketimbang figur lain yang kurang dikenal. "Fenomena itu tampak pada pilkada Banten, ketika Marissa Haque yang dipasangkan sebagai cawagub dengan Zulkieflimansyah menduduki peringkat kedua dalam perolehan suara. Orang memilih Marissa, karena orang mengenal dia, nggak peduli siapa cagubnya," ujar Sri.

Hal itu juga yang kemungkinan akan terjadi pada dua kandidat cagub DKI yang sudah ada, Fauzi atau Adang. Siapa pun di antara kedua cagub itu yang berpasangan dengan Rano Karno memiliki peluang yang lebih besar untuk memenangi pilkada.

"Meski pun Fauzi Bowo sudah didukung oleh koalisi besar partai politik, yang berdasarkan hitung-hitungan suara pemilih pada pemilu 2004 lalu kira-kira mencapai 55 persen lebih, belum tentu menang lho kalau lawannya Rano Karno berpasangan dengan Adang," ujar Sri.

Selain faktor Rano, faktor penentu lain memang terletak pada figur cagub itu sendiri dan tema-tema kampanye. Faktor parpol diyakini tak banyak berpengaruh. "Hanya pemilih di tingkat bawah yang bisa dimobilisasi parpol. Pemilih di tingkat menengah atas bersifat rasional," ujar Sri.

Rano menunggu

Lantas bagaimana dengan Rano Karno sendiri? Rano ternyata hanya bisa menunggu ketimbang melakukan lobi dan langkah politik terhadap parpol maupun para kandidat cagub. "Mau apa lagi, ya tinggal menunggu saja. Karena saya kan nggak bisa memilih yang ini atau yang itu. Mereka yang menentukan, memilih saya atau yang lain," ujar Rano saat dihubungi Warta Kota kemarin.

Rano mengakui hingga saat ini belum ada satu pun parpol dan kandidat yang secara resmi mengajukan ajakan untuk menjadi pasangan dalam pilkada. Meski begitu, dirinya pun tak lagi melakukan lobi dan pendekatan intensif ke kalangan parpol. "Buat saya, semua tahapan sudah dilakukan, sudah daftar, sudah lobi, sejak tahun lalu," ujar Rano.

Pemeran Si Doel dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan itu membantah anggapan kehadirannya dalam politik Jakarta sekadar memanfaatkan popularitas. Tapi Rano tak menampik bahwa dia mengandalkan besarnya apresiasi masyarakat sebagai posisi tawar di hadapan para kandidat cagub. "Saya bisa berbuat sesuatu buat warga Jakarta, kok, tentu saja dengan apa yang saya bisa. Tapi pokoknya rugi aja kalau nggak ada cagub yang mau sama saya," ujarnya.

Soal peluangnya dalam pilkada, Rano mengatakan, "Jujur yah. Abang ikut ini bukan semata-mata mengejar kemenangan. Tapi, sebagai bentuk jawaban atas apresiasi masyarakat Jakarta yang terungkap melalui polling. Saya ini kan independen, bukan kader. Jadi tahu dirilah. Kecuali Jakarta bisa calon independen." Rano mengatakan parpol memiliki banyak pertimbangan sebelum memutuskan cawagubnya. Dia tak menjawab secara pasti ketika ditanya partai mana yang lebih cocok.
Technorati icon

PKS StoryWirausaha Indonesia




{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Cheria Bandung

Cheria  Bandung
Graha Internasional ( Bank of Tokyo ) Lt3 Jl. Asia Afrika No.129, Bandung 40112

Info Haji Bandung