Mustafa akan Kurangi Impor Beras
Bulog diarahkan menjadi salah satu Indonesian trading company dalam pasokan logistik.
JAKARTA Republika-- Mustafa Abubakar, mantan Plt Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, diangkat menjadi dirut Perum Bulog menggantikan Widjanarko Puspoyo yang ditahan Kejaksaan Agung. Pimpinan baru Bulog diharapkan dapat mengamankan stok beras sebagai bagian dari ketahanan pangan nasional.
''Perum Bulog nantinya akan mengacu pada konsep Sogo Sosha yang sukses diterapkan di Jepang,'' kata Menneg BUMN, Sugiharto, ketika menyampaikan sambutan dalam pelantikan dirut dan Dewan Pengawas Perum Bulog di Jakarta, Rabu (21/3).
Bulog selanjutnya diarahkan menjadi salah satu Indonesian trading company dalam pasokan logistik, sehingga bisa berkompetisi langsung dengan sejumlah pemain global, seperti Cofco dari Cina dan Bernas dari Malaysia. Bulog juga diharapkan mampu mengendalikan risiko dan menciptakan skala ekonomi yang tinggi serta meningkatkan efisiensi sumber daya.
Tiga tugas utama kepemimpinan baru Bulog, kata Sugiharto, adalah menjaga dan meningkatkan cadangan beras nasional, sekecil mungkin menggunakan dana APBN untuk operasional perusahaan, dan optimalisasi aset secara kreatif dan inovatif. Usai pelantikan, Mustafa menegaskan komitmennya mengurangi porsi impor beras. ''Saya kira yang menjadi cita-cita kita adalah sedikit mungkin melakukan impor dan sebanyak mungkin menggunakan potensi dalam negeri,'' kata Mustafa.
Untuk menstabilkan harga beras, menurut Mustafa, dapat dilakukan dengan melakukan operasi pasar. Saat ini, panen raya di satu juta hektare lahan yang akan menghasilkan 6-7 juta ton gabah kering sudah dimulai di beberapa daerah. ''Ini akan bagus untuk menjaga stok kita,'' katanya.
Mustafa mengakui tugas yang diembannya sangat berat dan sarat risiko. Dia berharap publik melihat perubahan kepemimpinan Bulog bukan secara politis, tapi semata-mata tuntutan profesional. ''Saya berangkat dari PNS yang netral, tidak politis. Makanya saya janjikan kepemimpinan yang baru dan memberi kesejukan.''
Wapres Jusuf Kalla menilai, dirut Perum Bulog harus diisi oleh orang yang berpengalaman, jujur, mengerti peran dan tugasnya. ''Dan dia (Mustafa Abubakar) memiliki sifat seperti itu. Kalau tidak, ini kursi panas,'' kata Kalla. Selain mengetahui persoalan di Bulog, Mustafa dianggap sosok yang berpengalaman. Selain posisinya kini yang sebagai irjen di Departemen Kelautan dan Perikanan, Mustafa adalah lulusan IPB.
Dari delapan mantan Kabulog (sebelum diubah menjadi perum), ungkap Kalla yang pernah menjabat Kabulog selama enam bulan, lima di antaranya harus berurusan dengan aparat hukum. ''Alhamdulillah, Pak Achmad Tirtosudiro, saya, dan Rizal Ramli, serta Ibrahim Hasan yang tidak tersangkut kasus,'' kata Wapres.
Menko Perekonomian, Boediono, mengharapkan Dirut Bulog dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya, termasuk menstabilkan harga beras. ''Intinya, bisa menjaga pasokan beras dengan baik, sehingga harganya stabil karena itu yang dibutuhkan masyarakat sekarang ini,'' kata Boediono. n evy/djo
Direksi dan Dewan Pengawas Bulog
Dirut: Mustafa Abubakar
Direktur Operasi: Bambang Budi Prasetyo
Direktur Keuangan: Saean Achmadi
Direktur SDM dan Umum : Agus Syaifullah
Ketua Dewan Pengawas: Sulatin Umar (staf khusus Mendagri)
Anggota Dewan Pengawas: Bayu Krisnamurthi (Deputi Menko
Perekonomian), Ardiansyah (Depdag), Kaman Nainggolan (Deptan), A Pandu Djajanto (Kementerian BUMN).
PKS Story
![]() |
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar