Konflik Timor Leste Konspirasi Dunia Internasional

Diposting oleh Cheria Holiday on Kamis, 29 Maret 2007

Konflik kekerasan yang terjadi dalam proses jajak pendapat di Timor Leste pada 1999 merupakan intimidasi dari dunia internasional.

Mantan Ketua Penasihat Tim Keamanan dari Satgas Panitia Penentuan Pendapat Timor Timur (P3TT), Mayjen TNI (Purn) Zacky Anwar Makarim mengatakan, saat itu banyak elite politik internasional yang membujuk rakyat Timor Leste agar menolak prointegrasi. Bahkan, sampai melakukan teror dan intimidasi. Hanya saja, Zacky tidak mau menyebutkan siapa elite yang dia maksud.

"Sejak awal dalam proses jajak pendapat di Timor Leste sudah ada konspirasi yang dilakukan pihak internasional, bahkan The United Nations Mission in East Timor (UNAMET) bersikap tidak netral, dan banyak melakukan pelanggaran secara terus-menerus," Tegas Zacky dalam paparannya saat dengar pendapat ke-2 dengan Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP) di Jakarta,kemarin.

Selain itu, tidak netralnya UNAMET, juga menjadi penyebab kekerasan yang terus berlanjut. Kekerasan yang dilakukan prokemerdekaan dibiarkan begitu saja sehingga ada upaya saling balas. Bahkan, hal itu dilakukan oleh kelompok prokemerdekaan sejak Januari-Mei 1999.

Misalnya, upaya pengusiran dan pembakaran rumah warga transmigrasi, penghancuran kios-kios pedagang asal Makassar, pembantaian 11 orang di wilayah Ermena, dan 20 orang lain diculik prokemerdekaan. Zacky juga menegaskan,selama proses jajak pendapat di Timor Leste tidak terjadi pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh bangsa Indonesia.Sebab,tidak ada kebijakan perintah untuk menghancurkan Timor Leste.Kebijakan negara saat itu adalah upaya menyukseskan jajak pendapat.

Sebab itu, yang bertangung jawab atas kejadian tersebut adalah pemerintah Indonesia, Portugal, dan PBB. Karena ketiganya, lanjut Zacky, jelas memiliki tanggung jawab secara moral. "Terutama Portugal sebagai pemberi senjata pertama dan PBB sebagai pencipta konflik pertama serta melakukan tindakan yang sangat diskriminatif," jelasnya.

Pemimpin milisi prointegrasi di Timor Leste Eurico Guitierres dalam keterangannya menyatakan, meskipun harus dijebloskan ke penjara, dia masih mencintai Indonesia. "Saya persilakan bila pemerintah Indonesia menambah hukuman tambahan, bahkan hukuman mati, tetapi jangan lunturkan kecintaan saya kepada Indonesia," kata pria berambut gondrong itu. Dia menyayangkan sikap pemerintah Indonesia yang terburu-buru dalam mengambil keputusan jajak pendapat. "Padahal, kita sudah menyiapakan draf untuk otonomi, tetapi pemerintah justru mengeluarkan kebijakan jajak pendapat," kata Eurico.

Seputar Indonesia

PKS StoryWirausaha Indonesia




{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Cheria Bandung

Cheria  Bandung
Graha Internasional ( Bank of Tokyo ) Lt3 Jl. Asia Afrika No.129, Bandung 40112

Info Haji Bandung