Fauzi bisa gugur kalau aturan ditegakkan

Diposting oleh Cheria Holiday on Senin, 21 Mei 2007

Pilkada Jakarta sudah diambang pintu. Persaingan antar calon sudah terasa dengan perang poster, sticker, spanduk, bahkan iklan. Saat ini sudah ada dua calon pasti yaitu Adang Daradjatun dan Fauzi Bowo. Apakah mereka berdua layak dipilih warga Jakarta? Itu semua dibahas dalam Diskusi Obrolan Selepas Pagi dengan tema “Pilkada DKI: Siapa yang layak kita Pilih?” Dalam diskusi ini terungkap iklan kampanye Fauzi berkedok Ultah Jakarta dan menggunakan dana APBD bisa menggugurkannya sebagai calon gubernur.



pembicara Hadar N Gumay dan Wimar Witoelar - foto lain


Diskusi tersebut digelar Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Jakarta (K3AJ) dan Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) di aula Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Sabtu (19/5). Acara dihadiri sekitar 50 peserta dari berbagai organisasi kepemudaan. Diskusi bertujuan membedah figur-figur calon gubernur Jakarta guna memberi pemahaman kepada publik. Hadir sebagai pembicara utama Hadar N. Gumay dan Wimar Witoelar.



moderator Daniel Awigra


“Jadi, siapa yang layak kita pilih untuk menjadi gubernur Jakarta?” tanya moderator Daniel Awigra kepada Wimar Witoelar saat mengawali diskusi.

Wimar menjawab bahwa dirinya tidak mengetahui siapa yang layak kita pilih. “Tapi saya mengetahui siapa yang tidak layak dipilih.” Dalam menggunakan hak pilih, publik hanya perlu melihat orang yang tidak layak dipilih dan mencegahnya terpilih. Karena Pilkada adalah memilih calon yang terbagus dari yang ada. Jika semua calon buruk maka kita harus memilih yang paling tidak buruk.

Daniel Awigra kemudian meminta Wimar membedah masing-masing figur calon gubernur yang sudah pasti yaitu Adang dan Fauzi, serta calon lain yang kemungkinan bisa saja tampil yaitu Sarwono Kusumaatmadja.

Berikut rangkuman penilaian pribadi Wimar menjawab moderator dan peserta diskusi saat sesi tanya jawab yang bisa menjadi pertimbangan publik dan kajian bersama.


Adang Daradjatun

* Orang baik tapi banyak laporan mengenai korupsinya di kepolisian. Bisa saja laporan tersebut salah tapi dana kampanye besar sekali dan rumahnya mahal sekali untuk ukuran gaji seorang polisi.
* Pernyataannya yang bagus mengenai pluralisme bertentangan dengan garis partai yang mengusungnya yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
* Ancaman jika Adang terpilih adalah sejauh mana ia dapat menjaga pluralisme di Jakarta


Fauzi Bowo

* Sebagai wakil gubernur di DKI Jakarta turut bertanggung jawab terhadap terjadinya korupsi di pemerintahan DKI. Misalnya, kasus korupsi di proyek busway. Korupsi busway bukan lagi tuduhan tapi sudah diputuskan pengadilan.
* Dari segi inklusif, Fauzi Bowo mendukung kelompok yang suka melakukan perusakan cafe dan tempat ibadah.
* Tidak diketahui visi dan programnya karena tidak berani menemui media, lebih suka tampil di poster, stiker, spanduk, dan iklan.
* Ancaman jika Fauzi terpilih adalah apakah rakyat bisa mentolerir pemerintahan yang korup.



Sarwono Kusumaatmadja

* Dia dan wakilnya orang baik tapi inklusifitas salah satu partai pengusungnya yaitu PAN harus menjadi perhatian.
* Kelemahan Sarwono adalah belum pernah memerintah. Namun yang pasti dia pintar dan memiliki stamina yang tinggi, terbukti dengan 40 tahun bertahan di dunia politik


Fauzi Bisa Gugur

Saat pembahasan profil para Cagub, sosok Fauzi Bowo paling mendapat sorotan peserta diskusi. Misalnya, moderator Daniel Awigra mempertanyakan kepada Wimar mengenai mengapa visi dan program Fauzi tidak diketahui? Apakah memang belum pernah tampil di acara Gubernur Kita?

“Fauzi Bowo belum pernah datang dan tidak akan datang selama saya menjadi panelis di acara tersebut,” jawab Wimar seraya disambut tawa dan tepuk tangan peserta. Fauzi merasa dirinya cukup hanya tampil dalam poster, stiker, spanduk, dan iklan televisi yang mempergunakan dana APBD berkedok ulang tahun Jakarta dan kebangkitan nasional. Iklan tersebut yang kerap tampil saat acara Gubernur Kita yang live di Jak-TV membahas visi, misi, dan program calon gubernur.

Terkait penggunaan uang APBD untuk iklan kampanye, Ketua Cetro Hadar N. Gumay mengatakan iklan bertema ulang tahun Jakarta dan kebangkitan nasional tidak mungkin memakai uang sendiri. Itu tentu memakai uang APBD. Dalam aturan Pilkada, perbuatan tersebut ada ancamannya. “Itu bisa membatalkan Fauzi sebagai calon,” kata Hadar. Kendati demikian, Hadar melihat sanksi aturan tersebut sulit dijatuhkan kepada Fauzi karena belum mendaftarkan diri ke KPUD dan saat ini belum masa waktu kampanye Pilkada Jakarta.

Menurut Hadar, ini adalah sesuatu yang salah dan bisa menjadi pertimbangan para pemilih di Jakarta. “Kalau saat menjadi calon saja sudah melakukan tindakan begitu, bagaimana saat memimpin nanti,” kata dia.

Sosok Fauzi juga diragukan akan membongkar kasus-kasus korupsi di pemerintah DKI Jakarta. Ini diantaranya terlihat ketika Wimar menanyakan ke peserta apakah yakin Fauzi akan mengungkap kasus korupsi? Dijawab peserta, “Tidak mungkin.”





suasana diskusi


Suara Publik Menentukan

Dalam diskusi tersebut Hadar dan Wimar mengingatkan kembali bahwa hak suara yang dimiliki publik memiliki kekuatan dan menentukan masa depan DKI Jakarta. Untuk itu Hadar meminta semua masyarakat yang memiliki hak suara untuk aktif memantau dan memastikan dirinya masing-masing terdaftar. Jika tidak, maka bisa saja calon yang buruk terpilih karena publik yang baik tidak peduli. “Pilihlah yang terbaik dan datang ke TPS masing-masing,” kata Hadar dalam closing remark. Sedangkan Wimar mengingatkan, “Ikutlah memilih. Pilihlah sesuai pilihan Anda. Ini kesempatan pertama Anda memilih gubernur Jakarta secara langsung. Jangan membuang kesempatan tersebut.”Greenhand

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Cheria Bandung

Cheria  Bandung
Graha Internasional ( Bank of Tokyo ) Lt3 Jl. Asia Afrika No.129, Bandung 40112

Info Haji Bandung